Tahun Baru…?

Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun boleh berganti. Tapi apa yang saya lihat tak banyak berubah dan tetap saja seperti itu.

Sudah tiga tahun lebih saya tinggal di Heros City. Yup, Surabaya yang kata orang panasnya lebih menyengat ketimbang Jakarta. Sperti kota-kota lain dibelahan bumi ini yang pada tanggal 31 januari bersiap menyambut pergantian tahun. Meski hujan sudah turun sejak sore, seakan itu bukan halangan untuk berduyun memadati jalanan kota. Entah berapa ribu orang yang memadati jalanan sore itu. Jalan pun tak cukup menampung ribuan sepeda motor yang betebaran seperti laron. Suara knalpot yang sengaja dibedel menjadi begitu jamak. Pasangan muda mudi tanpa sungkan memadu cinta di tengah jalanan yang super macet. Tak sedikit diantara kerumunan itu terlihat satu keluarga menaiki sebuah sepeda motor, dan tentu saja mereka pun ingin melihat kemeriahan malam pergantian tahun.

Tapi satu hal yang tak berubah, semua tetap sama. Yaitu, warga kota masih berduyun-duyun ke pusat kota dan merasakan hiruk pikuk dan keruwetan lalu lintas. Ketika mal-mal sudah mulai tutup. sebagian mulai bergeser ke sekitar balai kota yang sejak sore sudah padat. Dan semua itu tak berubah masih tetap mirip seperti tahun sebelumnya.

Satu hal yang menurut saya tidak bisa saya nalar adalah begitu ekspresivnya para pemuda dalam menyambut tahun baru. Mereka begerombol, berkonvoi dengan suara knalpot yang pastinya begitu dahsyat. Untuk kedua kalinya saya terjebak diantara mereka. Dan tentu saja itu buakan hal yang menyenangkan. Yang membuat saya JUENGKEL adalah, sikap mereka dalam berkonvoi. Tiba tiba gerombolan itu berhenti dan menutup ruas jalan. Kemudian mereka menarik keras gas keras-keras sehingga suara bising dan tidak karuan. Bahkan ledakan dari knalpot motor yang sengaja dibedhel itu justru membikin mereka lebih semangat. Malah kadang mereka melakukann aksi aksi berbahaya, seperti mengangkat motor beramai-ramai, menyulut tangki bensin dengan korek. Atau kadang ada juga seorang gadis (entah masih gadis atau tidak, heee heee heee) yang menggunakan hot pans menari-nari diatas motor dengan dikerubuti puluhan cowok dan remaja belasan tahun. Apalagi dengan kondisi gerimis, fhuh…… pemandangan yang indah sekaligus gila. Setelah beberapa lama mereka beraksi lalu mereka bersorak puas. Setelah itu mereka melanjutkan jalan dan mengulangi hal serupa beberapa meter kemudian. Lalu dimana polisi? Tak banyak yang bisa mereka lakukan. Mereka hanya membiarkan, selama tidak menimbulkan dampak yang lebih bersar. Dan menurut saya Polisi tidak mungkin membubarkan aksi mereka secara paksa, bisa-bisa Pecah kerusuhan kalo harus dibibarkan paksa. Karena sebagian dari pemuda itu terlihat telah mabuk.

Bayangkan seandainya anda berada di tengah-tengah mereka. Inikah yang disebut konsekuensi modenisasi? Berapa banyak BBM yang terbuang percuma malam itu, dan berapa Ribu Watt energi listrik yang diboroskan. Anehnya semua justru bahagia. Tak peduli 20 tahun lagi cadangan BBM habis, gak ada urusan Orang Palestina yang justru dikirimi ” kembang api tahun baru” ala Israel. Peduli amat.

Inilah wajah kota pahlawan yang saya lihat setiap pergantian tahun selama saya tinggal di Surabaya. Begitu “keras”, “liar” dan “beringas”.

2 responses to “Tahun Baru…?

  1. Sayang Yulll.. kamu gak ikut aku hunting malem taun Baru.

    U’ll feel what they feel

    sebagai desainer (tapi nek aku pengen dadi fotografer sisan se…)… kita kudu peka. Gak cuman nge-judge dari luar aja.

    Kapan2 tak tunjukin hasil huntingku.

    Moga2 bermanfaat 🙂

Leave a reply to the ArtWork Cancel reply